Kediri

ASAL USUL KEDIRI

Assalamualaikum bloggers kali ini saya bakal bahas kota kelahiran saya sendiri yaitu KEDIRI. Saya sangat bangga dengan kota kelahiranku karena terdapat berbagai macam kebudayaan, makanan, ciri khas yang tidak kalah keren dari kota-kota lain yang ada di INDONESIA. Berikut asal-usul KEDIRI. Sejarah Kerajaan Kediri mulai diketahui dengan adanya prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan. Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara kedua kerajaan sepeninggal Airlangga. Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari pada nama Kediri. 

Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kediri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta (1178). Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang. Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Pada tahun 1222, Raja Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kerajaan Kediri. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Raja Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Kerajaan Tumapel atau Singosari.

Sumber:http://kerajaan-singasari.blogspot.com/2013/10/sejarah-singkat-kerajaan-kediri.html



TAHU TAKWA KEDIRI


Tahu takwa adalah sebutan tahu kuning yang jadi salah satu makanan khas kota Kediri, Jawa Timur. Pasti kalian semua pada pengen tau kan kenapa tahu kuning ini disebut tahu takwa ? Ternyata takwa itu diambil dari bahasa Cina, artinya aroma. Sejak dulu sampai sekarang tetap digunakan, karena itu yang membedakan tahu produksi Kediri dengan yang lain. Dari kata takwa yang berati aroma, konsumen akan diarahkan menggunakan indera penciumannya dalam melihat kualitas tahu khas Kota Kediri. Aromanya bisa dicium dan itu khas sekali. Gurih sebelum dirasakan di lidah. Tahu Takwa dijadikan salah satu oleh-oleh khas dari Kediri. Tahu ini memiliki tekstur yang kenyal dan lembut kalau di makan. Bentuknya kotak segi empat. Rasanya gurih dan tidak ada rasa asam sama sekali. Kalau di goreng, bagian luar kering renyah namun tetap lembut di bagian dalamnya.


Warna kuning pada tahu menggunakan pewarna alami yang berasal dari kunyit. Jadi aman dikonsumsi. Pada saat tahu putih sudah di bentuk barulah direbus dalam larutan kunyit dan garam. Sehingga tanpa di goreng pun tahu takwa sudah bisa dimakan, karena proses perebusannya membuat tahu ini matang. Jadi langsung dimakan tanpa digorengpun tetap enak. Jika ingin beli tahu kuning ini silakan datang di sentra pusat oleh-oleh di Jl.Yos Sudarso & Jl.Pattimura Kediri. Harganya juga tak mahal, berkisar  Rp 2.000 tiap bijinya. Biasanya makanan yang terbuat dari kedelai itu dikemas dengan wadah yang terbuat dari anyaman bambu, atau disebut besek oleh warga Kediri.

Sumber : http://www.ennymamito.com/2012/12/tahu-takwa-kediri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar